Kamis, 10 April 2014

CB 100 NO RULES

"SIMBAH"  CB100 NO  RULES
CB 100  No rules
Berawal dari keinginan punya motor tua, di awal  tahun 2012 saya menebus motor CB 100 tahun 1973 yang kondisi mesin dan bodinya acak2an. Tadinya  pengen  merestorasi   tunggangan sesuai dengan aslinya, tpi kayaknya agak kesulitan mengingat part-part original yang sudah discontinue dan hunting barang NOS (New Old Stock) itu susahnya minta ampun, kalaupun dapat pasti harganya mahal. Maklum masih pemula dan bukan anak klub, jadi tidak ada sama sekali link maupun kenalan anak-anak komunitas motor CB, di sektor mesin saya upgrade dengan penggantian Head Tiger seisinya, pengapian GL Pro, gear set mega pro dan set kopling Tiger. akhirnya jadi juga nih motor naik cc, akhirnya tercetus ide untuk custom motor  mengarah ke aliran minimalis yang banyak orang bilang  japstyle, dan motor saya cenderung mengarah ke aliran no rules.

kemudian setelah sektor mesin selesai giliran  ubah sektor bodi dan kaki-kaki, dengan niat bulat mengorbankan rangka ori untuk dipotong untuk memperoleh style minimalis, dan perubahan spek seperti ini, : custom gastank cb 175 klo gak salah, custom box accu, custom front dan rear fender, jok custom, speedo fino, stang fino, master rem nissin ER6 , Stop lamp custom, headlamp custom, sein custom, silencer custom + heatwrap, shockbreaker byson dan yss 34mm, disk brake klx, ban Avon SM MK II  18-400 rear-front,  velg TK front 250 rear 300 dan custom jari2 10mm., dan terakhir cat merah doff untuk bodi dan hitam untuk rangka  plus powder coating black doff motif kulit jeruk pada pelek dan jari2nya, enggak ketinggalan band end mirror model cafe racer (alias spion) yang dipasang bukan di ujung stang agar space stang tidak bertambah panjang, mengingat jalanan jakarta yang padat, hehehe
Terima kasih banyak untuk yang sudah membantu pengerjaan motor ini, special thanks to ilham uam dan diemaz motor.








exhaust heating wrap bikin tampilan manis 



Avon SM MK II 18-400



















Kamis, 04 Februari 2010

MENDOAN ANGET-ANGET


Kata mendoan dianggap berasal dari bahasa Banyumasan, mendo yang berarti setengah matang atau lembek. Mendoan berarti memasak dengan minyak panas yang banyak dengan cepat sehingga masakan tidak matang benar.

Mendoan disajikan dalam keadaan panas disertai dengan cabe rawit atau sambal kecap. Mendoan dapat dijadikan sebagai lauk makan ataupun makanan ringan untuk menemani minum teh atau kopi saat santai.

Mendoan mudah ditemui di warung-warung tradisional di wilayah eks karesidenan Banyumas, Tegal dan Kedu. Untuk wilayah Banyumas, para pelancong membeli oleh-oleh mendoan tempe di daerah Sawangan, Purwokerto, yang merupakan pusat jajanan khas Purwokerto.

Rasa yang "unik" membuat makanan ini menyebar hingga ke luar daerah Banyumas. Tempe Mendoan dapat ditemui di kota-kota besar Jawa Tengah, bahkan hingga ke Jakarta.

Di kota-kota lain di Jawa Tengah seperti Semarang, Mendoan lebih merujuk ke tempe goreng tepung, atau di daerah lain disebut tempe kemul (wonosobo), dimana tempe yang berbentuk tipis itu hanya irisan. Hal ini sedikit menimbulkan kerancuan, terutama bagi pendatang dari Jawa Tengah bagian barat. Mendoan purwokerto berbeda dengan mendoan dari beberapa kota di wilayah jawa tengah, lebih terasa basah minyaknya. Mendoan khas purwokerto lebih nikmat apabila di sajikan dalam keadaan hangat.